Pendapat Auguste Comte abad ke 19 ,“Positivisme
adalah cara pandang dalam memahami dunia
dengan berdasarkan sains atau ilmiah.”Jenjang
positivisme, jenjang di mana gejala alam dan social berdasarkan hukum lmiah.
Sehubung dengan pandangan ini maka dia dikenal pula sebagai tokoh positivisme. Salah
satu sumbangan Comte yang terpenting tentang hukum 3 jenjang.
Dalam kerangka pandang positivisme, Comte
berpendapat bahwa sosiologi harus bersifat ilmiah, di mana para sosiolog harus
menggunakan metode observasi yang sistematik, eksperimen dan analisi yang
bersifat historis komparatif. Ide lainnya yang sangat terkenal adalah ide
tentang pembagian kajian masayarakat ke dalam ‘social static’ dan ‘social
dynamic’. Social statik kepada aspek-aspek sosal yang harus selaras dengan
tatanan dan stabilitas social yang memungkinkan masyarakat berada dalam
kebersamaan. Missal acara-acara adat istiadat yang memungkinkan masyarakat
berada dalam kebersamaan.
Sementara
social dinamik merujuk kepada aspek-aspek kehidupan social yang sejalan dengan
perubahan social dan membentuk pola-pola perkembangan kelembagaan. Contoh
adalah tentang bagaimana pengaruh masuknya listrik pada suatu desa terhadap dan
gaya hidup warga desa tersebut.
Auguste Comte (1798-1857). Adalah seorang filsuf dari Prancis
yang sering kali disebut sebagai peletak dasar ilmu Sosiologi. Dan dia pula-lah
yang memperkenalkan nama ‘Sociology’.
Karl Marx menolak positivisme Cemte tetepi bertujuan untuk
membangun ilmu masyarakat yang didasarkan pada materialism sejarah, pada
pergantian abad 20, gelombang pertama sosiolo Jerman, termasuk Max Weber dan Georg Simmel, yang dikembangkan Anti Positivisme sosiologis.
Lapangan dapat secara luas diakui sebagai campuran dari tiga mode pemikiran
social khususnya Positivisme Durkheiman
dan fungsionalisme structural; materialism historis Marxis dan teori konflik;
Anti positivisme Weberian dan analisis Verstehen.
Antipositivisme adalah sudut pandang dalam bidang sosiologi
di mana ilmu social membutuhkan ilmu ilmiah yang berbeda dengan metode yang
umum digunakan dalam bidang ilmu alam.
Antipositivisme
mulai berkembang sjak abad ke-19, di mana positivisme dan naturalism mulai
dipertanyakan oleh para peneliti sepeti Wilhelm
Dilthey dan Heinrich Rickert,
yang berpendapat bahwa dunia kemasyarakatan berbeda dengan dunai fisik alam, di
mana masyarakat memiliki aspek yang unik, seperti makna, simbol, norma,
nilai-nilai yang kesemuanya dapat dikelompokkan menjadi budaya. Kemudia
dikembangkan oleh Max Weber, yang
mengenal istilah Soiologi Humanistik.
Menurut cara pandang Weber, penelitian social harus menggunakan metode dan alat
bantu yang khusus, dan menitikberatkan pada nilai-nilai budaya dan kemanusiaan.
Hal ini mengakibatkan kontroversi tentang bagaimana membedakan antara peneltian
subjektif dan obyektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar